Selasa, 27 April 2010

My laundry class, my inspiration!! (1)

Para pembaca yang saya hormati, kali ini posting saya terinspirasi dari report keunikan kelas saya beberapa hari lalu. posting sengaja saya bagi menjadi 3 bagian.
Ini dia yang pertama

April 24, 2010.. unforgettable moment.

My laundry class, my inspiration!! (1)

Oleh: Isti RDM

Ada-ada saja…, wouw keren!, gile beneer..! subhanallah! OMG! (alias oh my God) itu beberapa ucapan yang terlontar manakala melihat keunikan, keusilan, kemenarikan, kelucuan, etc, yang semuanya berakar dari pikiran orang-orang kreatif. That makes life so different.. so colorful . Menariknya lagi ternyata tidak semua inovasi itu terbayar oleh atensi masyarakat. Masyarakat umum secara sadar akan memilih dan memilah mana yang “bermanfaat” mana yang “asal”. Itulah barangkali yang disebut dengan (sebagian) proses hidup. Kita berbuat sesuatu bahkan yang baik belum tentu dipilih banyak orang, apalagi yang menyimpang.

Pilih mana??
Tentu saja, kalau pengin yang baik tentunya kebaikan pula yang ditebarkan.. mana mungkin menanam rumput liar dan berharap besar mendapat panen apel new zealand yang ranum dan segar! Mission impossible, kali!

Proses hidup

Hidup kita adalah proses menunggu. Menunggu sesuatu yang tidak pasti . tidak ada satu pun orang yang tau kapan terjadi apa, dan dimana akan menjadi apa dan bagaimana bisa terjadi dengan pasti. Semua itu atas kehendak Allah. Manusia haruslah berusaha dengan maksimal.

Sama-sama menunggu, orang satu dengan yang lain akan melakukan hal-hal yang hampir sama, berbeda bahkan sangat berbeda . misalnya, Melakukan hal-hal sampah (alias tidak berguna) hingga berbuat sesuatu tanpa memperhitungkan keselamatan dirinya. Lihat saja berita macam apa yang bertebaran di media massa akhir-akhir ini; korupsi, penculikan, kolusi, pengumpatan hingga berakibat pada tindakan anarkis. Belum lagi obrolan/melihat/mendengar hal-hal jorok hingga melakukannya tanpa rasa malu. Astaghfirullah!!. Makanya kalau kemarin ada film yang menceritakan kiamat akan terjadi tahun 2012 saya sih tidak mempermasalahkan, asal setelahnya bisa menjadi sarana introspeksi, am I good enough for Allah??!! Bukan malah terbalik; sewaktu nonton filmnya, berurai airmata, nangis-nangis .. eh.. habis itu lupa deh! J

Jangan khawatir ternyata tidak semua orang seperti itu. Jangan keburu under estimate juga.

Masih banyak dan saya yakin lebih banyak orang baik dan ikhlas, orang penuh dedikasi pada lembaganya (meski dengan secuil pengharapan!, hanya untuk sebagian kok ..He..he), orangnya senang mendalami kitab suci, mempraktekkan, dan mensyiarkan. Tidak sedikit orang-orang berbondong-bondong menafkahkan sebagian hartanya kepada yang kekurangan. Banyak sekali kan orang-orang yang memberikan uang pada pengamen, pengemis, anak yatim/piatu, panti asuhan, dsb.

Masih banyak pula orang-orang kreatif yang memanfaatkan kreatifitasnya pada jalur yang ilmiah dan bermartabat. Contohnya: pak BJ. Habibi yang konsisten di bidang teknologi, ibu fadilah supari yang dengan gegap gempita menyuarakan hak kesehatan dan pengobatan untuk Negara berkembang, Prof. Yohanes yang pakar matematika justru mati-matian mencari anak “bodoh” ke pelosok-pelosok untuk diajari matematika karena dia beranggapan bahwa matematika bukan hanya untuk orang pintar. Siapa lagi ya? Mmm… para pencinta dan pencipta robot, para pakar teknologi informatika yang telah menciptakan kenyamanan masyarakat dunia untuk berkomunikasi dan mengungkapkan pemikiran melalui tulisan di dunia maya .Sampai-sampai saya pun ikut-ikutan jadi sok pinter dengan tulisan ini… :)

Well, tak seorang pun yang ingin hidup kekurangan uang saku/gaji/income, tenaga,sahabat/ kawan, tempat, nafas, siswa, nilai, kenyamanan, kebahagiaan dan lain-lain.. intinya, semua orang ingin hidup serba kecukupan bahkan berlebih. Seandainya ada teko ajaib yang mengabulkan semua permintaan, pastilah kita minta rumah mewah, ruko, sawah, mobil, motor, pesawat terbang, istana, toko, perusahaan, laptop, LCD, … (seperti iklan aja). Selain itu juga kita ingin disenangi banyak orang karena kecerdasan kita bukan karena keculasan kita, didekati karena kompetensi bukan karena kekurangan kita. Ditakuti karena keberanian yang bertanggung jawab bukan karena kenekatan fisik semata. That’s perfect.

Kembali lagi ke paragraph pertama. Hidup adalah proses menunggu, menunggu ketidakpastian. We should know that. Jika yang kita tunggu adalah segala kebaikan mengapa kita justru melakukan kebalikannya ??
Jika sama-sama tidak pastinya mengapa memilih membuang energy dengan segala ketidakbaikan? Jika proses menunggu itu dapat ditempuh dengan kecepatan 70 km mengapa kita harus jalan pelan beriringan dengan siput/kura-kura? (eit, bukan berarti melegalkan ngebut lo!)

I dedicate it n to my laundry class


0 komentar: