Rabu, 23 Juni 2010

TOKOH SUKSES, pernah TIDAK NAIK KELAS

Sebelumnya mengenai Pakar marketing Indonesia ini


Melanjutkan pembicaraan mengenai tokoh marketing Indonesia ini, 
berikut sekilas mengenai aktifitasnya. artikel ini diambil dari detikFinance.com

Sabtu, 04/07/2009 16:44 WIB
Nurseffi Dwi Wahyuni - detikFinance



Depok - Rhenald Kasali dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang Ilmu Manajemen Universitas Indonesia (UI). Gelar tersebut ternyata tidak didapat begitu saja. Pria bergelar Ph.D Consumer Science tersebut ternyata pernah satu kali tinggal kelas.

"Saya pernah tidak naik kelas, waktu kelas 5 ke kelas 6 SD. Waktu itu saya malu banget, takut dan merasa sudah menyakiti ibu saya. Akhirnya itu menjadi membuat saya terobsesi untuk maju. Jadi, saya menjadi guru besar ini penuh dengan perjuangan" katanya dalam orasinya di acara pengukuhan Guru Besar UI, di Balai Sidang, UI, Depok, Sabtu (4/7/2009).

Setelah kejadian itu, Rhenald bertekad untuk tidak mengulangi kesalahannya dengan belajar lebih giat lagi. Salah satu cara yang dia lakukan adalah menempati kursi terdepan di ruangan kelasnya.

"Waktu tidak naik saya kalau duduk di (kursi) depan.  Tapi tetap kalau ada apa-apa, saya juga yang disalahin karena saya sudah distempel (tidak naik kelas)," ungkapnya.

Namun perjuangannya tersebut tidak sia-sia, tekat keras itu akhirnya mampu mengantarkan pria lulusan Manajemen Fakultas Ekonomi itu sebagai guru besar.

Saat pengukuhannya sebagai guru besar, Rhenald membawakan orasi ilmiah berjudul "Keluar dari Krisis: Membangun Kekuatan baru melalui core belief dan tata nilai"

Menurut Rhenald, dalam lima tahun terakhir ia mencatat ada berbagai krisis yang dialami Indonesia. Mulai dari krisis garam, gula, pupuk, listrik, energi, rotan, demam berdarah, flu burung, air bersih dan sebagainya.

"Banyak hal yang tidak bisa kita atasi, namun berakhir begitu saja, membaik dengan sendirinya ayau cepat dilupakan, namun kembali pada waktu yang berbeda," paparnya. 

Menurut Rhenald, suatu masalah yang terjadi berulang-ulang tersebut mencerminkan lemahnya kendali manajerial dalam pelaksanaan kebijakan, tidak adanya pembelajaran yang diambil, lemahnya penerapan knowledge management serta kurangnya leadership dalam sistem perekonomian suatu negara.

"Insiden krisis yang datang terus menerus juga menunjukan tidak siapnya bangsa
Indonesia menghadapi perubahan. Perubahan dipandang lebih sebagai sebuah ancaman yang harus dilawan dan dihindari, bukan untuk dihadapi," ungkapnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, Rhenald mengatakan, dengan perencanaan strategis yang didukung dengan konsepsi manajemen modern yang dilandasi tata nilai, budaya ekonomi serta core belief yang mendukung agar bangsa mampu beradaptasi dalam menghadapi berbagai perubahan yang semakin berat, lebih variatif dan datang lebih cepat. (ang/qom)




Ambillah sisi baik pada setiap pengalaman. 

Jika pengalaman itu pahit, jangan jadikan alasan untuk menyesal tak berkesudahan tanpa melakukan  langkah selanjutnya.
Jika pengalaman itu baik, jangan menjadi puas & meremehkan orang lain apalagi tanpa melakukan sesuatu untuk meningkatkan kebaikan itu.