Selasa, 04 Mei 2010

Pendidikan berkarakter

Membaca judulnya seperti melihat sebuah keresahan suatu hasil pendidikan. Pendidikan yang diharapkan akan membawa kehidupan edukatif ternyata masih jauh dari harapan.. ??? Apa atau siapa yang salah? Benarkah cara mendidiknya yang kurang tepat? mungkinkah pengajarnya kurang berkompetensi ? Ataukah anak didiknya ?

Isti RDM
berbagi pengalaman

Semasa saya sekolah (jaman dahulu kala..) guru-guru lebih banyak mengajarkan teori-teori, menghafal, mendapatkan pertanyaan, yang jawabannya sudah ada di buku pedoman. Jarang sekali guru yang mengajak siswa dalam berdiskusi, mengajarkan bagaimana berpendapat dan jarang menemui soal-soal yang menggali opini. Nah, suatu saat ketemu orang dan kita ditanya atau dimintai tanggapan persoalan-persoalan sosial, langsung ‘shock’. Lha, tidak terbiasa memberikan pendapat. Ada juga siswa yang menanggapi pernyataan guru dianggap ‘sok tau’. Banyaknya ya.. mencatat, mendengarkan, menghafal dan kurang peka pada permasalahan sosial.

Kemampuan menganalisa, berpendapat, atau berbicara di depan publik merupakan hal penting bagi setiap orang karena dapat membantu dalam menghadapi persoalan. Kemampuan ini tidak bisa terjadi secara instan, maksudnya pada saat seorang anak beranjak dewasa dan meniti karir dan membutuhkan kemampuan tersebut tiba-tiba dia bisa menguasai begitu saja. Perlu ada intervensi pendidik sebagai penyampai ilmu di lingkungan pendidikan. Pekerjaan yang (mungkin) cukup menyita waktu dan pikiran pendidik, bagaimana agar siswa dapat menangkap ilmunya, dapat mengaplikasikannya dan dapat mengembangkan dalam kesehariannya. Jangan sampai siswa senang dengan mata pelajarannya, senang juga dengan gurunya tetapi hasil belajarnya tidak menyenangkan. Waduuh, susah ya jadi guru?? Harus ini, harus itu, harus begini harus begitu… buat seperti ini jangan seperti itu, biarkan saja, jangan begini.

Itu sih tergantung dari sisi mana kita melihat. Mari kita pikirkan. Sewaktu seseorang menentukan pilihan sebagai pendidik maka kesiapan untuk selalu belajar harus selalu berada di depan. Belajar menguasai bidangnya, belajar memahami potensi sekolahnya, dan yang tidak kalah penting menyelami karakter masing-masing anak didik. Bukan persoalan mudah, memang, tapi sepertinya ini sudah menjadi kebutuhan ya. Ini semakin terlihat jelas, manakala saya menekuni dunia pendidikan, saya menjadi tau cukup banyak persoalan. Baik persoalan anak didik, materi dan metode pengajarannya sampai dengan tugas administratif. Bukan bermaksud sok tau ya. Sekali lagi, ini bukan permasalahan yang mudah dipecahkan.

"Sudahlah tidak usah naif... bekerjalah sesuai dengan gaji." Pernah sih terlintas pikiran seperti he..he.. tapi selalu ada sisi lain yang mengharapkan saya berlaku di luar jalur itu. gimana ya? :) Sampai hari ini pencarian metode mendidik yang efektif masih dalam proses; menemukan ide, dijalankan, dievaluasi, begitu seterusnya. Jika baik maka dilanjutkan jika tidak, cari bagian mana yang kurang sesuai. It's never ending. Aktifitas ini tidak akan pernah berhenti, menurut saya, selama manusia mempunyai perbedaan sifat, perilaku dan daya pikir. Barangkali ini salah satu bagian dalam pendidikan berkarakter.

Saya memahami pendidikan (yang) berkarakter sebagai bentuk pendidikan yang mampu menfasilitasi kebutuhan anak didiknya, kebutuhan untuk mendapatkan pengetahuan, kemampuan bersosialisasi, dan kemampuan mendayagunakan potensi dirinya. Perlu beberapa syarat dan melibatkan banyak pihak. Wuih, sepertinya mau mengikuti kompetisi saja, mesti ada syaratnya juga. :)

  1. Sekolah harus berkarakter
  2. Guru dan materi yang berkarakter
  3. Masyarakat/orangtua yang berkarakter
  4. Pemerintahan berkarakter
Membicarakan dunia pendidikan selalu saja terlihat menarik (dan memang). Dunia pendidikan tidak akan pernah akan berakhir selama ada kehidupan di dunia.

Pendidikan ialah sarana penyaluran petunjuk dan menyempurnakan manusia di segala sisi, seperti yang tertera dalam Al-Quran surat Al-Alaq ayat 3 hingga 5. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Allah adalah pendidik bagi seluruh alam, Dia memberikan pelajaran setiap detik, setiap masa, tanpa mengenal bosan. Mata pelajarannya adalah bertaburannya makhluk ciptaan-Nya. Ujiannya kapan? Setiap saat, setiap waktu, adanya kesedihan dan kesenangan, adanya kebaikan dan keburukan, dsb menjadi sarana kita untuk belajar. Nah, Allah yang Maha Kaya Ilmu saja mau mengobral ilmu, kenapa kita tidak mengikuti?

Sampai jumpa ….

0 komentar: